Review Film Alice in Wonderland

“Lemah di cerita dan hanya mengandalkan visualnya yang luar biasa, menjadikan film ini hanya menarik untuk dijadikan sebuah film keluarga.”

0
5246
review film alice in wonderland

DATA FILM

  • Judul Film: Alice in Wonderland
  • Genre: Drama – Fantasi
  • Sutradara: Tim Burton
  • Penulis Skenario: Linda Woolverton (film) – Lewis Carroll (buku)
  • Produser: Richard D. Zanuck – Joe Roth – Suzanne Todd – Jennifer Todd
  • Studio Produksi: Roth Films – The Zanuck Company – Team Todd
  • Distributor: Walt Disney Pictures
  • Negara: Amerika
  • Bahasa: Inggris
  • Durasi: 109 menit
  • Tahun Rilis: 25 Maret 2010

PEMERAN UTAMA

  • Mia Wasikowska sebagai Alice Kingsleigh
  • Johnny Depp sebagai Mad Hatter
  • Helena Bonham Carter sebagai Red Queen
  • Anne Hathaway sebagai White Queen
  • Michael Sheen sebagai The White Rabbit
  • Alan Rickman sebagai Absolem

DATA LAINNYA

Diangkat dari 2 buku karangan Lewis Carroll yang berjudul Alice’s Adventures in Wonderland danThrough the Looking-Glass yang merupakan kisah lanjutan dari buku pertamanya yang berjudul Alice in Wonderland

SINOPSIS FILM ALICE IN WONDERLAND

13 tahun berlalu setelah kunjungannya ke Wonderland, Alice Kingsleigh kini tumbuh menjadi gadis remaja berusia 19 tahun, yang sudah mulai melupakan dan menganggap petulangannya di negeri ajaib sewaktu ia berusia 6 tahun itu, adalah sebuah mimpi buruk belaka. Suatu hari di sebuah pesta yang diadakan oleh para kalangan atas, Alice di kejutkan dengan lamaran yang dilakukan oleh seorang Lord muda di hadapan para tamu undangan.

Merasa tidak siap dengan situasi yang mendadak ini, Alice memutuskan untuk melarikan diri dari pesta tersebut. Namun kejutan belum berakhir, kehadiran seekor kelinci putih berompi misterius menarik perhatian Alice yang kemudian berujung dengan jatuhnya ia kedalam sebuah lubang nan dalam, menuju sebuah tempat bernama Wonderland.

Di tempat aneh nan ajaib ini Alice di sambut oleh para penghuninya, yang tampak sangat mengenalnya, sebut saja Nivens McTwisp, kelinci putih yang ia temui sebelumnya, si kembar Tweedledum dan Tweedledee, si tikus kecil, Mallymkun, ulat bulu bijkasana, Absolem. Mereka memberitahu Alice bahwa ia satu-satunya orang yang dapat membunuh Jabberwocky, seekor mahluk besar mirip naga yang meneror Wonderland selama ini.

Jabberwocky dikendalikan oleh penguasa kejam bernama Red Queen. Alice pun memutuskan untuk bersedia membantu, walaupun ia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dengan bantuan para penghuni Wonderland, plus kehadiran Mad Hatter, Cheshire Cat dan White Queen, Alice pun bahu membahu untuk menghentikan kekejaman Red Queen.

TRAILER FILM ALICE IN WONDERLAND

REVIEW FILM ALICE IN WONDERLAND

Alice is back!!! Ya, setelah pemuculan terakhirnya di layar lebar pada tahun 1951, kisah “dongeng sebelum tidur” populer buatan Lewis Carroll yang sudah berusia 100 tahun lebih ini akhirnya dihadirkan kembali. Tentunya dengan kehadiran “amunisi-amunisi” baru.

Hal ini yang diharapkan membuat versi modern Alice in Wonderland ini, menjadi lebih fresh dan menarik dinikmati untuk semua umur. Salah satunya dengan menunjuk Tim Burton untuk menjadi sutradara film ini. Ya, kehebatan nama seorang Tim Burton jelas menjadi daya magis terbesar bagi film yang didistribusikan oleh Walt Disney Pictures ini.

Kekuatan Burton terletak pada ciri khas yang sulit ditiru sutradara manapun, sehingga karya-karyanya terlihat selalu terlihat orisinil dan berbeda, dan juga salah satunya ia mampu membuat kisah anak-anak menjadi sangat menarik dan dapat dikonsumsi oleh orang dewasa sekalipun.

Hal itu pernah ia tunjukan dalam Charlie and The Chocolate Factory (2005), yang juga diadaptasi dari kisah anak-anak populer karya Road Dhal. Namun sayang Alice in Wonderland versi Burton ini rupanya tidak bisa dibilang karya terbaik sutradara yang sering tampil dalam rambut berantantakan ini, khususnya pada bagian storyline-nya yang lemah dan terkesan datar-datar saja.

Burton gagal membuat kisah petualangan kedua Alice dalam negeri ajaib ini menjadi sebuah kisah yang dapat dinikmati semua kalangan. Konflik yang disajikan terbilang terlalu biasa, kurang “nendang” dan kelewat bersahabat, sehingga terkesan film ini mungkin hanya menarik jika ditonton oleh penonton usia remaja kebawah. Mungkin hanya klimaks di penghujung film yang bisa dibilang sedikit mampu membuat penonton dewasa terbangun dari tidurnya.

Lemah di segi cerita namun tidak dalam segi teknis, khususnya dalam penggambaran dunia Wonderland beserta para penghuninya digarap dengan sangat luar biasa menakjubkan, penuh warna namun tanpa menghilangkan ciri khas Burton yang bernuasa gothic, imajinatif dan artistik.

Karakater-karakter versi kartunnya berhasil di buat ulang Burton menjadi jauh lebih hidup menarik dan terkesan sedikit menakutkan. Lihat saja karakter si kembar Tweedledum dan Tweedledee yang berubah menjadi gempal dan sedikit mengerikan dengan tubuh pendek dan kepala plontosnya, Cheshire Cat yang menjadi lebih terkesan misterius, Nivens “White Rabbit” McTwisp yang tampil lebih kurus dan perannya kurang begitu penting lagi.

Diantara semua karakter tersebut tentunya yang paling ditunggu adalah kehadiran Johnny Depp yang ternyata tampil tidak terlalu istimewa dalam membawakan karakter Mad Hatter. Walaupun sudah dipermak sana-sini penampilan aktor yang sudah sering kali berkolaborasi dengan Tim Burton ini tidak terlalu berkesan, malah bisa dibilang karakaternya sebagai Willy Wonka jauh lebih baik ketimbang ini.

Justru satu-satunya karakter yang paling berkesan adalah karakter Red Queen yang dibawakan sangat apik oleh Helena Bonham Carter. Jangan lewatkan juga penampilan Anne Hathaway yang berperan sebagai White Queen, walapun sebentar, namun sudah cukup menarik perhatian penontonnya dengan kegemulaiannya yang unik.

Overall, walaupun sukses besar secara finasial, Alice in Wonderland masih terbilang sulit untuk dimasukan dalam daftar film-film terbaik Burton. Lemah di cerita dan hanya mengandalkan visualnya yang luar biasa, menjadikan Alice in Wonderland hanya menarik untuk dijadikan sebuah film keluarga.

(Hafilova/Kitareview.com)

REVIEW OVERVIEW
Review Film Alice in Wonderland
8.3
Previous articlePost Grad
Next articleThe Lovely Bones
review-film-alice-in-wonderlandWalaupun sukses besar secara finasial, Alice in Wonderland masih terbilang sulit untuk dimasukan dalam daftar film-film terbaik Burton.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here