Review Film The Tree of Life

"Bagi Anda pencinta film hiburan, mungkin film The Tree of Life ini bukan untuk Anda. Anda akan mengantuk, tertidur, atau malah sibuk bertanya-tanya."

0
1827
review film the tree of life

DATA FILM

  • Judul Film: The Tree of Life
  • Genre: Drama
  • Sutradara: Terrence Malick
  • Produser: Dede Gardner – Sarah Green – Grant Hill – Brad Pitt – Bill Pohlad
  • Penulis Skenario: Terrence Malick
  • Distributor: Fox Searchlight Pictures (Amerika) – EuropaCorp (Prancis)
  • Negara: Amerika Serikat
  • Bahasa: Inggris
  • Durasi: 139 menit
  • Tahun rilis:
  • 16 Mei 2011 (Prancis, Cannes Film Festival)
  • 27 Mei 2011 (Amerika)

PEMERAN UTAMA

  • Brad Pitt sebagai Mr. O’Brien
  • Sean Penn sebagai Jack
  • Jessica Chastain sebagai Mrs. O’Brien
  • Hunter McCracken sebagai Young Jack
  • Laramie Eppler sebagai R.L.
  • Tye Sheridan sebagai Steve

SINOPSIS FILM THE TREE OF LIFE

Opening film ini dibuka dengan mengutip salah satu ayat dari Job (bagi umat Islam, Job adalah Nabi Ayub). Bila Anda baca kitab suci, maka Job/Ayub tersebut terkenal sebagai nabi yang sangat sabar. Harta kekayaannya habis terbakar dan anak-anaknya meninggal. Demikian juga film ini, menampilkan keluarga baik-baik yang terdiri dari ayah ibu dan 3 orang anak laki laki, yang rajin beribadah dan taat pada Tuhan kemudian diuji dengan meninggalnya salah satu anak mereka. Dari kejadian itulah kisah berawal yang dinarasi oleh salah satu anak, Jack dewasa dan juga Jack kecil, ayahnya (Mr.OBrien) dan ibunya (Mrs.O’Brien).

Kemudian Anda akan diperkenalkan pada tokoh ibu yang sangat penyanyang dan lebih sensitif ketimbang suaminya. Kemudian tokoh ayah yang kaku dan sangat disiplin, hal tersebut mempengaruhi masa kanak-kanak Jack dan adik-adiknya. Durasi film diisi dengan usaha mereka untuk bertahan pasca kematian salah satu anggota keluarga (adik Jack).

TRAILER FILM THE TREE OF LIFE

REVIEW FILM THE TREE OF LIFE

Film ini sebenarnya mengusung tema yang sederhana dan sudah biasa dan ada di film-film lainnya, yaitu tema cinta, kehilangan dan penerimaan (Love, Lost & Acceptance). Kita beri penghargaan bagi Jessica Chastain yang mampu tampil sebagai istri dan ibu yang naif, penyanyang dan sensitif. Juga penghargaan bagi Hunter Mccracen untuk aktingnya yang mampu mencuri perhatian. Penampulan Mccracen melalui sosok Jack kecil mampu membuat Kita iba, kasihan dan ingin memeluknya, melindunginya.

Terrence Malick, sang sutradara (Days of Heaven, The Thin Red line) menampilkan film ini dengan gaya non linier (maju mundur dari jack kecil dan jack dewasa). Film ini lebih menampilkan banyak gambar yang indah dan sarat makna ketimbang menggunakan dialog yang “berbusa-busa”.

Keindahan alam maupun angle penampilan sosok tokoh yang ditampilkan membuat film ini mirip seperti Days of Heaven. Yah menampilkan alam yang indah dan gerakan manusia yang manis, lucu, indah, sedih memang merupakan ciri khas Terrence Malick. Malick menampilkan scenes tentang kuasa Tuhan melalui alam yang luar biasa, seperti laut, lava, gunung meletus, awan putih, makhluk hidup di laut, dan banyak lagi.

Hampir semua adegan menyentuh perasaan meskipun ditampilkan tanpa dialog. Beberapa adegan yang paling menyentuh adalah ketika Jack membela adiknya dari kemarahan sang ayah. Ketika Jack minta maaf pada adiknya dengan gaya yang kocak, bikin senyum, dan sangat menyentuh. Lalu adegan adegan ketika Jack bermain dengan adik-adiknya.

Tokoh ibu mengingatkan Kita pada ibu-ibu di Indonesia pada umumnya. Istri yang menurut pada suami, sayang anak-anaknya dan be there untuk anak-anaknya. Mungkin beberapa penonton melihat tokoh si ayah sangat scary dan kejam. Kita setuju, tapi dibalik itu Kita yakin sang ayah melakukannya karena dia sangat sayng pada anak-anaknya. Tokoh si ayah juga mengingatkan Kita pada ayah-ayah Batak yang kaku dan sangat disiplin. Di rumah Kita, saat makan dilarang bicara dan hanya bicara bila ditanya (ups maaf, jadi curhat hehe..).

Terus terang, film ini bukan film asik ala Iron Man maupun Kungfu Panda 2. Film ini adalah film dengan teman biasa yang dikemas sangat indah oleh Terrence Malick. Kemampuan akting pada pemainnya sangat membantu penonton untuk memahami alur cerita dikarenakan minimnya dialog.

Sementara itu, dialog yang ditampilkan sarat makna, seperti pertanyaan si ibu dan Jack Kecil pada Tuhan. Apakah Tuhan sayang pada manusia? Apakah Tuhan baik dan pertanyaan lainnya yang menguji iman mereka bahkan pernyataan dan pertanyaan yang meragukan Tuhan. Sementara itu musik yang ditampilkan sangat sinkron dengan gambar. Nyayian ala seriosa/gereja yang mengiringi penampilan alam sangat menggugah perasaan.

Mungkin penonton akan sedikit bingung saat awal film ini karena penceritaan Terrence Malick yang non linier. Tapi bersabarlah menonton film ini, nikmati setiap keindahan yang muncul, penjelasan via dialog, gesture, dan mimik tokoh akan muncul seiring berjalannya film.

Saat Kita nonton film ini midnight, 80% kursi terisi. Saat film berjalan 30 menit, satu dua orang meninggalkan bioskop sambil marah-marah, lalu pertengahan film, setengah penonton keluar dengan emosi. Di akhir film, hanya Kita dan 3 orang lainnya yang tersisa dan menonton sampai akhir. Sementara itu, penonton yang duduk di sebelah kanan dan kiri Kita sibuk bertanya dengan temannya karena tidak paham dengan gambar yang disajikan maupun alur cerita yang non linier.

Bagi Anda pencinta keindahan, silahkan tonton film ini, mata Anda akan dimanjakan dengan scene demi scene yang sangat indah. Bagi Anda pencinta film hiburan, mungkin Anda akan mengantuk, tertidur, atau malah sibuk bertanya, berisik, atau keluar bioskop saat film berjalan sambil ngomel-ngomel.

Kalaupun Anda nonton film ini dan Anda tidak paham, itu bukan berarti Anda bodoh atau lebih bodoh dari penonton yang paham. Itu juga bukan berarti film ini adalah film “berat”. Bukan. Itu menunjukkan selera Anda beda dengan yang paham film ini. Itu saja.

Sementara itu kelemahan film ini adalah beberapa adegan yang sangat lambat, penampilan alam dengan durasi yang lama. Dan alur yang sedikit tidak teratur. Tapi bisa dimaafkan.

Overall, this is a movie about beauty of lost, love and acceptance. So experince of the beauty begin by yourself..

(Nana_Sitompul/Kitareview.com)

REVIEW OVERVIEW
Review Film The Tree of Life
7.4
Previous articleReview Film The Company Men
Next articleReview Film Nothing But The Truth
review-film-the-tree-of-life"Bagi Anda pencinta film hiburan, mungkin film The Tree of Life ini bukan untuk Anda. Anda akan mengantuk, tertidur, atau malah sibuk bertanya-tanya."

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here