Perempuan Berkalung Sorban

0
1445

Perempuan Berkalung Sorban
Hanung Bramantyo mampu mengadaptasikan film ini dari novelnya, dan mengemasnya dengan sangat baik.

DATA FILM

  • Judul Film: Perempuan Berkalung Sorban
  • Genre: Drama
  • Sutradara: Hanung Bramantyo
  • Produser: Hanung Bramantyo
  • Penulis Skenario: Hanung Bramantyo – Ginatri S. Noer
  • Studio Produksi: Starvision
  • Distributor: Starvision
  • Bahasa: Indonesia
  • Durasi: 120 menit
  • Tahun Rilis: 15 Januari 2009 (Indonesia)


DATA LAINNYA

  • Adaptasi dari: Novel
  • Judul: Perempuan Berkalung Sorban
  • Pengarang: Abidah El Khalieqy
  • Penerbit: Arti Bumi Intaran
  • Bahasa: Indonesia
  • Tahun Terbit: 2008


PEMERAN UTAMA

  • Revalina S. Temat  sebagai  Anissa
  • Joshua Pandelaki  sebagai  Kyai Hanan
  • Widyawati  sebagai  ibu Anissa
  • Oka Antara sebagai  Hanya Khudori
  • Reza Rahadian  sebagai  Samsudin
  • Francine Roosenda  sebagai  Kalsum


SINOPSIS

Film yang diadaptasi dari novel karya Abidah El Khalieqy yang berjudul sama ini ,berkisah mengenai pengorbanan seorang wanita Muslim, Anissa, seorang wanita berpendirian kuat, cantik, dan cerdas. Anissa hidup dalam lingkungan keluarga Kyai di sebuah pesantren Salafiah Putri Al-Huda di Jawa Timur yang konservatif. Bagi pesantren ini, ilmu sejati dan benar hanyalah al-Qur’an, Hadist dan Sunnah. Buku modern dianggap menyimpang.

Dalam pesantren Salafiah Putri Al Huda, diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan muslim, dimana pelajaran itu membuat Anissa sedari kecil beranggapan bahwa Islam membela laki-laki, perempuan sangat lemah dan tidak seimbang. Tapi protes Anissa selalu dianggap rengekan anak kecil. Hanya Khudori (Oka Antara), paman dari pihak Ibu, yang selalu menemani Anissa, menghiburnya sekaligus menyajikan ‘dunia’ yang lain bagi Anissa. Diam-diam Anissa menaruh hati pada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan (Joshua Pandelaky), sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo, Mesir. Ketika beranjak dewasa, secara diam-diam Anissa mendaftarkan kuliah ke Yogyakarta, dan diterima. Namun Kyai Hanan tidak mengizinkannya dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orang tua. Namun Anissa bersikeras dan protes kepada ayahnya.

Akhirnya Anissa malah dinikahkan dengan Samsudin (Reza Rahadian), seorang anak Kyai dari pesantren Salaf terbesar di Jawa Timur. Sekalipun hati Anissa berontak, tapi pernikahan itu dilangsungkan juga. Kenyataannya Samsudin menikah lagi dengan Kalsum (Francine Roosenda). Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh.

Apakah Anissa dapat mewujudkan cita-citanya untuk menjadi muslimah yang mandiri? Dapatkah ia bertemu kembali dengan Khudori pujaan hatinya?



TRAILER

 


REVIEW


Sebuah kisah inspiratif dari seorang perempuan muslim, yang disampaikan dengan baik melalui tokoh Anissa. Setelah kehadiran Ayat-ayat Cinta, film religi yang cukup fenomenal dan sukses mencuri perhatian penonton bioskop di Indonesia, sepertinya telah membuat para produser film menjadi tertarik untuk membuat film bernuansa serupa. Salah satunya adalaht film Perempuan Berkalung Sorban ini. Walaupun film yang diadaptasi dari novel ini sempat menuai protes dari berbagai pihak, karena apa yang diceritakan di film ini dianggap bertentangan dengan dogma Islam, tapi sepertinya film ini tetap layak disejajarkan dengan pendahulunya, Ayat-ayat Cinta.

Kenapa Kita berani bilang seperti itu? Karena cerita dalam film ini sangatlah menyentuh,  dan benar-benar akan menguras sisi emosional anda. Anda akan dibuat untuk tidak beranjak dari kursi anda, karena ikut hanyut dalam alur cerita yang dalam dan kuat. Selain itu, film ini juga penuh dengan pesan moral.

Hanung Bramantyo mampu mengadaptasikan film ini dari novelnya, dan mengemasnya dengan penggambaran yang sangat baik. Ditunjang juga oleh penampilan Revalina S.Temat yang mampu membawakan peran tokoh Anissa dengan akting yang menawan. Konflik batinnya, keinginannya untuk terbebas dari belenggu terutama dari ayahnya yang masih konservatif, karakter Anissa yang ingin bebas dan mandiri, ingin sejajar dengan laki-laki, dengan tetap berpegang pada norma-norma agama. Semua itu dapat diperankan dengan baik oleh Revalina.

Tokoh utama dalam film ini, Anissa adalah seorang wanita yang mempertanyakan ajaran Islam, terutama ketika itu menyangkut tentang wanita, dimana sesuai yang diajarkan di pesantren Al-Huda tersebut dan mindset orang-orang di situ, bahwa wanita hanya cocok di dapur, wanita tidak boleh jadi seorang pemimpin. Contohnya, ketika Anissa masih bersekolah di SD, ia sempat terpilih menjadi ketua kelas. Tetapi gurunya menolak dan memilih rivalnya dalam pemilihan tersebut, yang seorang anak laki-laki. Hal itulah yang membuat Anissa sejak kecil menjadi “pemberontak”. Menurut Anissa, wanita mempunyai hak untuk mendapatkan kesempatan yang sama seperti halnya laki-laki. Pemberontakan Anissa ini membuat ayahnya, Kyai Hanan menjadi murka, karena dia sendiri adalah pemilik pondok pesantren Al-Huda. Apa kata orang kalau dia tidak bisa mendidik anak sendiri. Hal inilah yang membuat cerita semakin menarik.

Anissa ini adalah seorang kartini modern yang mampu memberikan inspirasi bagi para wanita muda untuk mengekspesikan kebebasan mereka, kebebasan berpendapat, kebebasan untuk bisa melakukan apa yang bisa dilakukan laki-laki, kebebasan untuk bisa mendapatkan kesetaraan gender. Dalam film ini Hanung mencoba untuk memaparkan isu agama tanpa menghakimi, tapi mecontohkan sebuah fakta. Yang pada akhirnya, agama dan realitas bisa berjalan bersama-sama.

Walaupun film ini sepertinya ditujukan untuk para wanita, tapi menurut Kita, para pria juga layak menonton film ini, agar anda para pria jadi bisa mengerti dan menghargai wanita :). Selamat menikmati film yang sangat inspiratif ini!

(Chibot/Kitareview.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here