Cracking Zone

0
751

712716709_20110920050009_buku-crackingzone

Anda bisa belajar menganalisa keadaan dan trik survival di jaman ini, baik dari sisi bisnis maupun bukan.

DATA BUKU

  • Judul Buku: Cracking Zone
  • Jenis Buku: Umum
  • Genre: Bisnis dan Keuangan
  • Penulis: Rhenald Kasali
  • Negara: Indonesia
  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • Cetakan Pertama: 25 Januari 2011
  • Bahasa: Indonesia
  • Tebal buku: 356 halaman
  • Dimensi Buku (L x P): 18 x 24 cm
  • No ISBN: 9789792266337
  • Harga Buku:
    • Gramedia: Rp.104.000
    • (Harga Update September 2011)

SINOPSIS

INDONESIA di awal abad 21: 180 juta ponsel di saku penduduknya, 50% di antaranya smart phone yang layak berinternet. Narsis tetapi nasionalis, yang jauh menjadi dekat–sementara yang dekat menjadi jauh, asyik sibuk sendiri, alay, multi tasking dan real time. Mereka adalah penopang ekonomi negara yang pada akhir tahun 2010 mencatatkan income/capita US$3,000. Inilah penduduk yang rakus mengkonsumsi apa saja, dari sepeda motor sampai voucher telepon dan makan seminggu sekali bersama keluarga di luar rumah.

Ditambah dengan kegiatan freemium. Produk premium-free of charge seperti Google, Yahoo!, Facebook, Wikipedia, Detik.com, Kompas Online, Kaskus dan sebagainya. Persaingan berubah. Puluhan cracker muncul memperbaharui bukan semata organisasi atau perusahaannya, melainkan industrinya. Membuat banyak orang kaget dan melawan. Langkahnya radikal, serangan baliknya juga radikal. Mereka menari dan berpesta di kebun-kebun Anda, tetangga yang baik hati tetapi pencuri. Inilah buku perubahan yang dicari banyak orang untuk memperbaharui diri. Sebuah hasil kajian yang membukakan mata Anda dan membuat Anda ingin segera bertindak.


REVIEW

Rhenald Kasali memang merupakan sosok yang tidak diragukan lagi intelektualitas nya. Mungkin karena hal itulah, buku terbarunya kali ini terasa cukup berat. Umpama menghisap rokok, buku Cracking zone adalah rokok kretek. Lebih berat, namun juga lebih terasa. Berat bukan berarti membosankan untuk dibaca. Rhenald menyelipkan banyak gambar yang bisa jadi refreshing bagi mata ditengah rentetan ratusan huruf. Inti yang ingin disampaikan oleh buku ini sebenarnya sangat sederhana. Melalui penelitian, penulisnya mengangkat sebuah fenomena terjadi akhir akhir ini. Rhenald menyebutnya dengan istilah ‘cracking’

Ya. Retakan. Retakan yang berupa breakthrough yang menjebol tradisi dan pakem yang sudah lama berakar di masyarakat. Rhenald tidak pernah benar-benar menyebut apakah cracker (para pelaku cracking) adalah tokoh yang patut diberi acungan jempol atau lemparan tomat busuk. Keputusan apakah fenomena cracking merupakan sesuatu yang positif atau negative benar benar dikembalikan sepenuhnya kepada pengamatnya. Yang pasti para cracker (baik persona maupun produk) telah tampil sebagai trendsetter, bukan lagi follower. Mereka keluar dari zona nyaman dan beralih pada era yang baru dan berbeda.

Untuk lebih menyeluruh, Rhenald Kasali mengambil contoh dari banyak bidang. Dari kancah musik, dia memilih Kangen Band- sebuah band underdog yang nyatanya menjadi fenomena dalam waktu singkat. Dari kalangan teknologi dan gadget, dia mencontohkan Facebook, Twitter dan Blackberry. Ketiga hal tersebut dianggap berhasil menggeser standar privasi kearah konsumsi publik serta mengganti komunikasi konvensional dengan sebuah layar. Beliau juga memunculkan isitilah Gen C– Connected Generation. Istilah yang sangat tepat menggambarkan kondisi gaya komunikasi generasi saat ini. Setiap individu dimana saja seolah terhubung satu sama lain dengan derasnya arus informasi yang dibarengi dengan makin majunya teknologi.

Untuk trending style, dia membahas bahasa Alay, belanja online dan Ring Back Tone. Untuk bisnis, dengan sangat berat hati harus Kita katakan bahwa Rhenald tampak sangat meng-anakemas-kan CEO XL, Hasnul Suhaimi yang dianggap sebagai pelopor tarif murah telekomunikasi selular di Indonesia. Rhenald juga menjelaskan bahwa setiap cracking biasanya diikuti oleh respons keras, baik negative atau positif- yang disebut kick back. Dalam hal ini dia mencontohkan sebuah band yang membuat lagu berlirik kasar untuk menghina kangen band dan juga perang iklan tarif operator selular yang nyaris tidak etis lagi.

Mungkin buku ini bukan buku praktis yang membantu meringankan ragam problema manusia, tapi buku ini merupakan sebuah buku yang diciptakan dari hasil riset serius, tentunya bukan sebuah produk yang bisa dilewatkan begitu saja. Anda bisa belajar menganalisa keadaan dan trik survival di jaman ini, baik dari sisi bisnis maupun bukan. So…let’s make a crack, be a cracker!

(Nakizura/Kitareview.com)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here