Review Film Shutter Island

“Dari awal sampai akhir, Shutter Island akan membuat Anda BERTANYA. Bahkan ketika film sudah berakhir.”

4
3517
Review Film Shutter Island

DATA FILM

  • Judul Film: Shutter Island
  • Genre: Misteri – Thriller – Drama
  • Sutradara: Martin Scorsese
  • Produser: Martin Scorsese – Bradley J. Fischer – Mike Medavoy – Arnold W. Messer
  •  Penulis Skenario: Laeta Kalogridis
  • Studio Produksi: Phoenix Pictures – Appian Way Productions – Sikelia Productions
  • Distributor: Paramount Pictures
  • Negara: Amerika
  • Bahasa: Inggris – Jerman
  • Durasi: 138 menit
  • Tanggal Rilis: 3 Maret 2010 (Indonesia)

PEMERAN UTAMA

  • Leonardo Dicaprio sebagai Teddy Daniels
  • Mark Ruffalo sebagai Chuck Aule
  • Ben Kingsley sebagai Dr. John Cawley
  • Michelle Williams sebagai Dolores Chanal

SINOPSIS

Berlatar tahun 1954, seorang U.S Marshall, Teddy Daniels, ditugaskan ke Shutter Island untuk menyelidiki seorang pasien yang hilang di Rumah Sakit Ashecliffe, sebuah rumah sakit yang diperuntukkan bagi para narapidana dengan gangguan jiwa. Seiring dengan penyelidikan yang dilakukan bersama rekannya, Chuck, Teddy mulai merasakan berbagai kejanggalan dan Ia berspekulasi bahwa ada sesuatu yang berbahaya mengenai Rumah Sakit tersebut. Teddy lantas memulai pencarian jawaban atas berbagai pertanyaan yang akan menyeretnya pada suatu kenyataan yang tidak ingin dihadapinya.

TRAILER

REVIEW

Salah satu karya lainnya yang merupakan kolaborasi Scorsese-DiCaprio setelah Gang of New York, The Departed dan The Aviator. Kembali keduanya memberikan sajian yang sangat Istimewa. Sepertinya DiCaprio tidak pernah mengecewakan harapan Scorsese dan itu adalah salah satu alasan kenapa Scorsese sering menjadikannya bintang di film garapannya.

Begitu juga di film Shutter Island. Dalam film yang diangkat dari novel dengan judul sama karya Dennis Lehane ini, akting Leonardo DiCaprio membuktikan bahwa dia memang salah satu aktor papan atas Hollywood, yang entah kenapa sampai saat ini belum pernah memperoleh Oscar. Mengherankan memang.

Dalam Shutter Island, Leonardo memainkan genre yang belum pernah dimainkannya sebelumnya, thriller psikologi, dan dia sangat berhasil. Anda tidak perlu menjadi penggemarnya untuk bisa menikmati aktingnya yang luar biasa di film ini. Kita dapat mengatakan ini adalah akting terbaik Leo sampai saat ini. Selain Leo, kekuatan akting Ben Kingsley juga akan membawa Anda semakin larut ke dalam film.

Shutter Island adalah film yang penuh intrik, teka-teki, ketegangan dan kekalutan. Suasananya segelap filmnya. Semua dipenuhi tanda tanya dari awal sampai akhir. Mungkin bagi sebagian yang menyukai film ber-genre seperti ini sedikit banyak akan bisa menebak kemana arah ceritanya karena beberapa hal sering kita temui di dalam film dengan genre yang sama.

Dalam menontonnya kita akan diajak untuk mengamati dan berpikir, berpikir, dan berpikir. Jika Anda terbiasa menonton film yang menyajikan semuanya di depan mata, maka film ini bukan untuk Anda. Dalam Shutter Island, semua berada di dalam kepala. Ada yang tidak terlihat dan hanya bisa dipikirkan oleh otak Anda saja.

Walaupun banyak kritikan yang mengatakan bahwa film ini tidak menawarkan sesuatu yang benar-benar baru dari segi cerita, selain akting luar biasa DiCaprio dan Kingsley, namun nyatanya film ini akan terus menarik perhatian Anda dari awal sampai akhir, dan memberikan klimaks yang mengejutkan.

Anda akan ditarik ke dalam dunia mereka, dibuat bingung sebingung tokoh di dalamnya, dan itu memang tujuan Shutter Island. Dari awal sampai akhir, Shutter Island akan membuat Anda BERTANYA. Bahkan ketika film sudah berakhir. Dapat membuat penonton harus dan ingin menontonnya lebih dari sekali tentu saja merupakan kelebihan tersendiri dari sebuah film, dan Shutter Island memiliki kualitas tersebut.

(Nenty/Kitareview.com)

REVIEW OVERVIEW
Review Film Shutter Island
8.6
Previous articleThe Box
Next articleReview Film Ichi The Killer
review-film-shutter-islandDari awal sampai akhir, Shutter Island akan membuat Anda BERTANYA. Bahkan ketika film sudah berakhir.

4 COMMENTS

  1. Kalo menurut saya setelah menonton film ini ., Ted ini tidak gila . hanya saja kejeniusan pihak rsj dalam membuat sebuah rencana untuk si Ted agar seoalah si Ted merasa benar2 gila dan rencana ini sempat menggoyahkan kewarasan ted itu sendiri
    ( alias si ted sendiri sempat bimbang ataukah dia benar2 gila atau tidak )

    tugas si chuck dalam pihak rsj ini adalah memantau dan mengorek informasi si ted ., misalkan :
    delusi2 apa saja yg di hasilkan oleh obat yg sudah di tanamkan pada konsumsi / rokok yg di gunakan oleh ted selama di rsj dalam beberapa hari
    dan setelah chuck mendapat informasi tentang delusi2 dan mimpi2 yg sering di alami ted selama berada di rsj .
    nah informasi itulah yg di gunakan untuk merancang sekenario yg akan di lontarkan kepada ted untuk menguatkan kebohongan2 pihak rsj ini., hal ini di maksudkan agar ted percaya dan mengakui bahwa dirinya gila .
    walaupun ahirnya di ending film ini ted ternyata tetap waras dan hanya berpura2 gila .
    kenapa saya berasumsi bahwa ted ini berpura2 gila ? hal ini di kuatkan karna adanya momment terahir dimana ted melihat sebuah benda tajam pada tangan sang perwat sembari berkata
    " lebih baik mana , hidup sebagai monster atau mati sebagai pria baik "
    hal ini berarti mengarah pada langkah ted selanjutnya ,
    1 . dia akan tetap berusaha melarikan diri dari pulau tersebut walaupun resikonya kematian dan
    2 dia akan mengahiri hidupnya dengan benda tajam yg di pegang oleh perawat ,

    • Sutradara sengaja membuat penonton bingung, masing-masing ada dalil/bukti nya, tp mnurut saya yg paling kuat adalah bahwa Ted sakit jiwa, coba perhatikan di akhir setelah Ted mengaku pura² gila, temennya memberi kode kepada para dokter RSJ, yg berarti Ted belum sembuh

      • Perhatikan juga, saat obrolan terakhir itu. Temannya (Chuck) memanggil Ted dengan sebutan “Teddy”.. Bukan “Andrew”..

        Jika pihak RSJ ingin Teddy benar-benar ‘merasa’ (meyakinkan Teddy) bahwa dirinya gila, pasti temannya bakalan manggil dengan sebutan “Andrew”, bukan Teddy. Masuk akal kan? Haha
        Film yg bener2 nguras otak ini, memang sengaja dibuat dengan ending beberapa versi. Ga ada yg salah dan ga ada yang benar.

  2. Kalo menurut saya setelah menonton film ini ., Ted ini tidak gila . hanya saja kejeniusan pihak rsj dalam membuat sebuah rencana untuk si Ted agar seoalah si Ted merasa benar2 gila dan rencana ini sempat menggoyahkan kewarasan ted itu sendiri
    ( alias si ted sendiri sempat bimbang ataukah dia benar2 gila atau tidak )

    tugas si chuck dalam pihak rsj ini adalah memantau dan mengorek informasi si ted ., misalkan :
    delusi2 apa saja yg di hasilkan oleh obat yg sudah di tanamkan pada konsumsi / rokok yg di gunakan oleh ted selama di rsj dalam beberapa hari
    dan setelah chuck mendapat informasi tentang delusi2 dan mimpi2 yg sering di alami ted selama berada di rsj .
    nah informasi itulah yg di gunakan untuk merancang sekenario yg akan di lontarkan kepada ted untuk menguatkan kebohongan2 pihak rsj ini., hal ini di maksudkan agar ted percaya dan mengakui bahwa dirinya gila .
    walaupun ahirnya di ending film ini ted ternyata tetap waras dan hanya berpura2 gila .
    kenapa saya berasumsi bahwa ted ini berpura2 gila ? hal ini di kuatkan karna adanya momment terahir dimana ted melihat sebuah benda tajam pada tangan sang perwat sembari berkata
    " lebih baik mana , hidup sebagai monster atau mati sebagai pria baik "
    hal ini berarti mengarah pada langkah ted selanjutnya ,
    1 . dia akan tetap berusaha melarikan diri dari pulau tersebut walaupun resikonya kematian dan
    2 dia akan mengahiri hidupnya dengan benda tajam yg di pegang oleh perawat ,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here