Bodyguards and Assassins

0
1217

Bodyguards and Assassins
“..film yang berdurasi sekitar dua jam lebih ini, memberi lebih dari sekadar aksi laga baku pukul.

DATA FILM

  • Judul Film: Bodyguards and Assassins
  • Genre: Action – Drama
  • Sutradara: Teddy Chen
  • Produser: Peter Chan – Huang Jianxin
  • Penulis Skenario: Tim Nam Chun – Junli Guo
  • Studio Produksi: Cinema Popular
  • Distributor: China Film Group
  • Negara: Cina – Hongkong
  • Bahasa: Mandarin – Kanton 
  • Durasi: 131 menit
  • Tahun Rilis: 18 Desember 2009


PEMERAN UTAMA

  • Tony Leung Ka-Fai sebagai Chen Shaobai ( 陳少白 )
  • Wang Xueqi sebagai Li Yutang ( 李玉堂 )
  • Wang Po-Chieh sebagai Li Chongguang ( 李重光 )
  • Leon Lai sebagai Liu Yubai ( 劉郁白 )
  • Nicholas Tse sebagai A’Si / Deng Sidi ( 鄧四弟 )
  • Li Yuchun sebagai Fang Hong ( 方紅 )
  • Mengke Bateer sebagai Wang Fuming ( 王復明 )
  • Donnie Yen sebagai Shen Chongyang ( 沈重陽 )
  • Fan Bingbing sebagai Yueru ( 月茹 )
  • Eric Tsang sebagai Smith ( 史密夫 )
  • Hu Jun sebagai Yan Xiaoguo ( 閻孝國 )
  • Zhou Yun sebagai A’Chun ( 阿純 )
  • Simon Yam sebagai Fang Tian ( 方天 )
  • Cung Le sebagai “Tangan kanan” Yan Xiaoguo
  • Zhang Hanyu sebagai Sun Wen / Sun Yat Sen ( 孫文 )
  • Lü Zhong sebagai Ibu Sun Wen
  • Jacky Cheung sebagai Yang Quyun ( 楊衢雲 )
  • Michelle Reis sebagai Kekasih Liu Yubai


PENGHARGAAN YANG DIPEROLEH

  • 16th Hong Kong Film Critics Society Awards
      • Film of Merit (Menang)
      • Best Actor – Wang Xueqi (Menang)


SINOPSIS

Ketika Cina mulai menggeliat dari tidurnya, Dr. Sun Yat-Sen, Sang pemimpin Cina modern, merencanakan kedatangannya ke Hongkong untuk mengadakan rapat rahasia dengan para “sahabatnya”, 13 pemimpin gerakan perlawanan di Cina. Nasib negara ada di tangannya. Pihak Kerajaan yang mengetahui rencana itu tidak tinggal diam. Mereka membentuk sepasukan pembunuh khusus untuk menghabisi Sun, guna mencegah ide-idenya tersebar luas. Ia harus mempertahakan diri dari serangan-serangan tak terduga dengan mengandalkan lima pengawal pribadi untuk melindunginya. Menghadapi ratusan pembunuh, para pengawal ini harus mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk melindungi “Sang Tuan” meskipun nyawa mereka menjadi taruhannya.



TRAILER

 


REVIEW


Bodyguards and Assassins muncul dalam iklan dan poster-poster komersial sebagai film laga. Aksi tarung, orang melompat, adu pedang, dan jual-beli pukulan merupakan hal yang dijanjikan dalam sebuah film seperti ini. Bukankah ini sama saja dengan film-film laga yang lain? Lalu di mana nilai lebihnya? Sejenak mari singkirkan dulu prasangka umum tentang sebuah film laga tersebut ketika menonton film ini. Karena ternyata, film yang berdurasi sekitar dua jam lebih ini, memberi lebih dari sekadar aksi laga baku pukul.

Film ini dibingkai dalam satu bingkai besar sejarah Cina. Berawal dari rencana kedatangan pemimpin besar revolusi Cina, Sun Yat Sen (dalam film ini dipanggil Sun Yun) ke Hongkong yang dibayang-bayangi ancaman pembunuhan dari pihak Kerajaan Qing. Hal ini merupakan alur penting dalam titik balik sejarah Cina ketika berubah dari imperium menjadi republik. Dari sinilah semua bermula. Chen Shaobai, sebagai tangan kanan Sun, mencoba membuat rencana untuk melindungi Sun selama berada di Hongkong. Ia bersikukuh bahwa pertemuan yang akan dilakukan Sun merupakan hal yang sangat mendesak, melebihi ketakutannya sendiri akan resiko dibunuh. Benar saja, ancaman pembunuhan ternyata bukan berita kosong. satu persatu pendukung gerakan bawah tanah ini dihabisi. Bahkan, Chen Shaobai sempat diculik sebelum akhirnya dapat meloloskan diri dengan sebuah cara yang nekat.

Alur sejarah yang diolah dan divisualisasikan menjadi sebuah film merupakan hal yang dilematis. Terkadang, pola perjalanan sejarah tidak menemukan tegangan yang tepat untuk dijadikan alur sebuah film. Bisa karena lamanya periode antar kejadian, atau bahkan ketiadaan data dan fakta yang jelas. Namun, terlepas dari itu Teddy Chan sebagai sutradara telah membuat sebuah karya yang mengagumkan. Dia tidak hanya mencoba untuk berkompromi dengan sejarah, namun dia juga pintar membangun jembatan yang tepat dalam penceritaan antara kejadian nyata dengan kejadian-kejadian di dalam film. Ini menjadi satu nilai lebih film ini

Kaitan emosi dalam sebuah film Kungfu kadang jadi nomer dua, aksi yang lebih dipentingkan. Namun, hal itu ternyata tidak terjadi dalam film ini. Karena alur cerita yang dikembangkan berhasil membawa penonton pada pengalaman baru menonton sebuah film Kungfu. Tidak jarang adegan-adegan yang membuat hati “nelangsa” muncul dalam film ini. Bagi Anda yang sensitif, bersiap-siaplah mengeluarkan air mata.

Hal-hal yang bisa dikatakan mengganjal mungkin ketika sang sutradara kurang memberi ruang yang cukup bagi penonton untuk mengenal setiap karakter dalam film ini. Dengan adanya lima pengawal Sun Yun yang berasal dari latar belakang yang berbeda, agak sayang bahwa kita tidak bisa mengenal mereka lebih jauh. Setiap karakter seperti menyimpan masa lalu yang seharusnya sangat mendukung dalam pembentukan karakter mereka dalam film. Sayangnya hal itu tidak terlihat. Latar belakang mereka tidak dijelaskan secara gamblang dalam film ini. Setiap pengawal hanya diberi sedikit masa flash back untuk “menceritakan” masa lalu dan diri mereka.

Hal lain yang juga terasa kurang greget, ketika ternyata peran Donnie Yen tidak begitu menonjol.  Master Kungfu ini ‘hanya’ berperan sebagai seorang anggota polisi biasa, dengan kualitas Kungfu medioker, yang pada bagian akhir cerita ikut menjadi pengawal bagi Sun dengan alasan yang emosional. Sayang, sungguh sayang. Perhatian Kita justru tertuju pada Wang Xueqi. Ia memerankan Li Yutang dengan brilian. Menjadi seorang pengusaha, pemimpin perlawanan, sekaligus seorang ayah, dia perankan dengan gaya natural. Bravo!

Sebagai catatan, Teddy Chen berbuat bijak dengan “membagi” film ini menjadi dua bagian besar. Bagian pertama dapat dianggap sebagai bagian pemanasan yang berlangsung pada satu jam pertama. Bagian ini akan memberi tegangan yang pas bagi keseluruhan film ini. Alur memang difokuskan dibangun pada bagian ini sehingga bagian kedua film ini akan fokus pada inti cerita. Pun begitu, butuh sedikit kesabaran untuk melewati fase ini, karena bagi mereka yang mencari aksi dari awal film tidak akan banyak mendapatkan ‘sesuatu’ dari bagian ini. Karena, bagian yang paling ditunggu akan datang pada bagian kedua, ketika para pengawal itu mengawal Sang Tuan dengan jiwa dan raga mereka. Bagian ini akan memuaskan dahaga aksi yang telah “dipanaskan” sejak bagian pertama tadi. Jadi sedikitlah bersabar dan nikmati film ini sampai habis, dengan sepuas-puasnya 🙂      

(AriefJuga/Kitareview.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here